littleashes-themovie.com – Pada 27 September 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pidato di Majelis Umum PBB di New York. Dalam pidatonya, Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan terus “menguras” Hizbullah hingga mencapai tujuan-tujuannya. Pernyataan ini disampaikan setelah serangkaian serangan udara yang dilancarkan oleh Israel terhadap Lebanon, yang menewaskan lebih dari 700 orang sejak Senin (23 September 2024).
Serangan udara Israel terhadap Lebanon mencapai puncaknya pada Senin (23 September 2024), ketika lebih dari 492 orang tewas dalam satu serangan. Serangan ini menargetkan berbagai infrastruktur militer Hizbullah, termasuk pusat komando utama di Beirut. Serangan ini juga menewaskan beberapa anggota senior Hizbullah, termasuk Fuad Shukr, yang dikenal sebagai salah satu komandan utama Hizbullah.
Serangan Israel tidak hanya menargetkan infrastruktur militer, tetapi juga mengakibatkan kerusakan besar pada infrastruktur sipil. Lebih dari 200.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka di Lebanon, menciptakan krisis kemanusiaan yang signifikan. Sekitar 25 fasilitas air juga rusak, mengakibatkan akses terhadap air bersih menjadi terbatas bagi sekitar 300.000 orang di wilayah berisiko tinggi.
Reaksi internasional terhadap serangan Israel terhadap Lebanon sangat beragam. China menyatakan “terkejut” oleh serangan Israel dan mendesak untuk menghentikan serangan tersebut. Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mencoba mendorong proposal gencatan senjata yang akan memberikan jeda 21 hari dalam konflik ini. Namun, Netanyahu menolak proposal ini, menyatakan bahwa Israel akan terus melancarkan serangan hingga tujuannya tercapai.
Konflik ini juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Moody’s menurunkan peringkat kredit Israel karena risiko ekonomi yang meningkat akibat konflik di Gaza dan Lebanon. Sementara itu, harga minyak dunia naik karena kekhawatiran bahwa ketegangan di Timur Tengah dapat mengganggu pasokan minyak regional.
Konflik antara Israel dan Hizbullah yang semakin memanas telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon sejak Senin (23 September 2024). Pernyataan Netanyahu di PBB bahwa Israel akan terus “menguras” Hizbullah hingga mencapai tujuannya menunjukkan bahwa konflik ini mungkin akan berlanjut dalam waktu yang lama. Dengan dampak kemanusiaan dan ekonomi yang signifikan, dunia internasional terus berupaya untuk mencari solusi damai yang dapat menghentikan konflik ini.