littleashes-themovie.com – Hamas, kelompok perlawanan Palestina, telah merilis sebuah rekaman video yang menampilkan seorang sandera, Hersh Goldberg-Polin, yang secara terbuka menyampaikan kekesalannya terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Polin mengkritik kegagalan pemerintah dalam memfasilitasi kepulangannya setelah insiden yang terjadi di sebuah konser di Reim.
Detil Insiden Konser yang Menjadi Titik Balik bagi Sandera
Polin memberikan narasi mengenai kejadian pada tanggal 7 Oktober, dimana dia terluka parah dalam sebuah insiden ketika menghadiri konser bersama teman-temannya. Dia menggambarkan situasi yang kaotis dan ketakutan yang dirasakan saat itu, menyoroti kurangnya perlindungan yang diberikan pada hari tersebut. Agence France-Presse (AFP), yang membagikan video ini, telah menyatakan bahwa mereka belum dapat memverifikasi secara mandiri keaslian atau waktu perekaman video.
Pernyataan Polin tentang Kebijakan Netanyahu dan Aksi Militer Israel
Dalam video tersebut, Polin mengecam serangan udara Israel yang telah menewaskan beberapa tahanan dan membahas penolakan pemerintah Netanyahu untuk menerima tawaran negosiasi. Dia membandingkan kondisi hidup para sandera dengan situasi Perdana Menteri dan kabinetnya, yang masih dapat menikmati kesejahteraan dan keamanan.
Tantangan yang Diajukan kepada Pemerintah Israel
Polin menantang kepemimpinan Israel dengan menanyakan tentang rencana mereka untuk memulangkan para sandera, serta menekankan bahwa pemerintah tampaknya berulang kali menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Dia juga mengkritik sikap pemerintah yang, menurutnya, menolak ‘darah para sandera’.
Seruan untuk Perubahan Kepemimpinan
Video itu juga menampilkan seruan Polin untuk perubahan pemerintahan di Israel, mengindikasikan bahwa kepercayaan terhadap pemerintahan saat ini telah berkurang.
Konteks Lebih Luas terhadap Upaya Gencatan Senjata
Pemublikasian video ini oleh Hamas merupakan bagian dari upaya untuk mempengaruhi opini publik dan menekan pemerintah Israel di tengah pertempuran yang berlanjut. Di sisi lain, komunitas internasional terus menyerukan sebuah gencatan senjata yang berkelanjutan, tetapi hingga saat ini, negosiasi masih sering menemui kebuntuan, terutama terkait dengan isu pembebasan sandera dan kondisi gencatan senjata.