littleashes-themovie.com – Penyanyi Citra Scholastika yang kini telah memasuki usia kepala tiga, mengungkapkan bahwa pertimbangan untuk menikah bukan hanya soal materi, tetapi juga kesiapan mental. Meskipun sering ditanya kapan menikah, terutama setiap kali Natal, Citra mengaku belum merasa siap untuk mengambil langkah tersebut.
Citra Scholastika menekankan bahwa menikah bukan hanya tentang memiliki materi yang cukup, tetapi juga tentang kesiapan mental. Ia merasa bahwa kesiapan mental ini sangat penting untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia. “Menikah bukan hanya soal materi, tapi juga kesiapan mental,” ujarnya dalam wawancara.
Selain kesiapan mental, Citra juga mengungkapkan keinginannya untuk menikmati kebebasan dan mengejar berbagai hal sebelum menikah. Ia merasa bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk fokus pada karier dan passion-nya. “Saya ingin bebas dan mengejar berbagai hal sebelum menjadi istri,” tambahnya dalam wawancara.
Citra juga mengaku bahwa menonton serial “Layangan Putus” membuatnya berpikir ulang tentang pernikahan. Serial tersebut memberikan gambaran tentang kompleksitas dan tantangan dalam pernikahan yang membuatnya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. “Menonton ‘Layangan Putus’ membuat saya berpikir ulang tentang pernikahan,” ungkapnya dalam wawancara.
Meskipun sudah memiliki pacar, Citra tidak terburu-buru untuk menikah. Ia merasa bahwa pernikahan adalah keputusan besar yang harus diambil dengan matang dan tidak boleh dipaksakan. “Saya tidak terburu-buru untuk menikah. Saya ingin memastikan bahwa saya benar-benar siap,” ujarnya.
Citra Scholastika mengungkapkan bahwa pertimbangan utama belum menikah adalah kesiapan mental dan keinginan untuk menikmati kebebasan serta mengejar passion-nya. Meskipun sudah memiliki pacar, ia tidak terburu-buru untuk menikah dan ingin memastikan bahwa keputusan tersebut diambil dengan matang. Dengan demikian, Citra menunjukkan bahwa pernikahan adalah keputusan yang harus diambil dengan pertimbangan yang matang dan tidak boleh dipaksakan.